Seorang salik harus senantiasa dalam keadaaan kosong, ora ono opo opo. Yaitu menafikan Tuhan Tuhan palsu dan segala lintasan akal tanpa prasangka prasangka.
Maka sampailah pada titik مقترناباردةالله ويجربقدرةالله. Lebur dalam irodah dan mengalir dalam taqdir Allah. Sehingga seperti cangkir kosong yang siap diisi faidhur Rohman. Disini “Tidak lagi mencari, tapi dicari. Tidak lagi melihat, tapi dilihat”.